KEIMANAN DAN KETAQWAAN
A. Pengertian Iman
Ø
Secara etimologi, kata
iman berasal dari bahasa Arab: Aamana – yu’minu – iimaanan, yang berarti
percaya.
Ø
Secara terminologi /
istilahy, iman adalah membenarkan dengan hati (tashdiq bi qalb), menyatakan
dengan lisan (iqrar bi lisan), dan membuktikan dengan perbuatan (amal bi arkan)
terhadap kebenaran atau kenyataan sesuatu.
Ø
Dalam Al-Qur’an, kata iman
sering dirangkai dengan kata-kata tertentu yang menjadi corak atau sifat dari
yang diimaninya itu, seperti dengan kata: jibti (idealisme), thaghut
(naturalisme), bathil, kafir, dll. Kata
iman yang tidak dirangkai dengan sesuatu berarti menunjukkan makna positif.
Ø Kata iman dalam Al-Qur’an juga disifati dengan Asyaddu Hubban (sangat
cinta), jadi orang beriman kepada Allah berarti orang yang sangat cinta kepada
Allah.
B. Wujud Iman
Ø Karena iman itu bukan hanya suatu kepercayaan, tetapi adalah keyakinan yang
mendorong perbuatan baik, maka wujud iman adalah dilaksanakannya amal-amal
shalih yang sesuai dengan aturan atau ajaran Islam secara lahir dan batin.
Ø Jadi wujud iman merupakan keutuhan dari keyakinan, ucapan dan perbuatan
seseorang dalam melaksanakan amal shalih.
Ø Dengan demikian wujud iman itu sangat luas, karena mencakup berbagai jenis
amal shalih yang dilakukan oleh manusia menurut ajaran Islam.
C. Proses Terbentuknya Iman
Ø Setidaknya meliputi tiga tahap ikhtiar, yaitu:
1.
Tahap penyiapan benih
keimanan anak, dilakukan dengan hubungan suami isteri yang Islami, mengkonsumsi
makanan/minuman yang halal, berpandangan dan bersikap hidup yang Islami.
2.
Tahap pengenalan pada
ajaran Islam, yaitu melalui pendidikan oleh keluarga atau lingkungannya, mulai
tingkat verbal, pemahaman, sampai amalan, dan dilakukan sedini mungkin,
terutama pendidikan akhlak dan Al-Qur’an.
3. Tahap pembiasaan, yaitu membiasakan untuk melaksanakan apa yang
diperintahkan Allah dan menjauhi laranganNya dengan penuh kesadaran.
Ø Prinsip-prinsip penting dalam keberhasilan pendidikan mental dan perilaku
seseorang:
a)
Prinsip pembiasaan berkesinambungan, artinya dilakukan secara terus
menerus tanpa berhenti, karena hidup memang ujian dan iman itu dapat bertambah
dan berkurang.
b)
Prinsip internalisasi dan individuasi, yaitu menjadikan nilai-nilai
keimanan itu sebagai bagian dari sikap mental atau hidupnya, serta berupaya
menempatkan nilai-nilai iman itu serasi atau selaras dengan sifat
kepribadiannya.
c)
Prinsip sosialisasi, yaitu membuktikan bahwa nilai-nilai iman itu
memang cocok untuk kehidupan sosial, karena memang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, juga tidak mengukur nilai keimanan itu semata-mata dari
dirinya sendiri.
d)
Prinsip konsistensi dan koherensi, yaitu pembentukan iman itu
harus dilakukan secara tetap dan konsekuen, dalam arti tidak selalu
berubah-ubah tanpa arah dan tujuan yang jelas, serta tanpa mengandung
pertentangan antara nilai yang satu dengan nilai yang lainnya. Artinya setiap
langkah terdahulu digunakan untuk mendukung atau memperkuat langkah-langkah
berikutnya.
e)
Prinsip integrasi, yaitu mengupayakan pembentukan keimanan itu
dilakukan secara luas dan menyeluruh, meliputi berbagai aspek
secara komprehensif. Tidak menganggap iman itu sebagai ilmu atau ketrampilan
tingkah laku yang terpisah-pisah.
D. Tanda-tanda Orang Beriman
Ø
Jika disebut nama Allah
hatinya bergetar, dan berusaha agar ilmu Allah itu tidak lepas dari syaraf memorinya,
jika dibacakan Al-Qur’an hatinya bergejolak untuk segera melaksanakannya.
Sesuai dengan Q.S. Al-Anfal : 2.
Ø
Senantiasa tawakkal, yaitu
bekerja keras berdasarkan ilmu Allah yang diiringi dengan do’a dan penyerahan
diri pada Allah. Q.S. Ali Imran: 120, Al-Maidah: 12, Al-Anfal: 2, At-Taubah:
52, Ibrahim: 11, Al-Mujadalah:10, At-Taghabun: 13.
Ø
Tertib dalam melaksanakan
shalat dan selalu menjaga pelaksanannya. Q.S. Al-Anfal: 3, Al-Mukminun: 2, 7.
Ø
Menafkahkan sebagian dari
rizki yang diterimanya. Q.S. Al-Anfal : 3,
Q.S. Al-Mukminun : 4.
Ø
Menghindari
perkataan/perbuatan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan. Q.S.
Al-Mukminun : 3 , 5.
Ø
Memelihara amanat dan
menepati janji. Q.S. Al-Mukminun : 6.
Ø
Berjihad di jalan Allah
dan suka menolong. Q.S. Al-Anfal : 74.
Ø
Tidak meninggalkan
pertemuan sebelum minta izin. Q.S. An-Nur : 62. dll.
E. Korelasi Keimanan dan Ketaqwaan
Ø Keimanan pada keesaan Allah
(tauhid) meliputi dua aspek, yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis.
· Tauhid teoritis, adalah pengakuan
tentang keesaan zat, sifat, dan perbuatan tuhan, sehingga berkaitan dengan
kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran manusia tentang konsep tuhan.
Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang ikhlas bahwa
Allah adalah satu-satunya wujud mutlak yang menjadi sumber dari semua wujud.
· Tauhid praktis (tauhid ibadah),
adalah terapan atau tindak lanjut dari tauhid teoritis yang berupa amal
perbuatan atau ibadah manusia.
Ø Perpaduan antara tauhid teoritis
dan praktis merupakan bentuk keimanan yang sempurna.
Ø Sedangkan taqwa merupakan
perasaan takut dan mengagungkan kepada Allah dengan cara melaksanakan
perintah-perintahNya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Ø Dengan demikian korelasi antara
keimanan dan ketaqwaan adalah sangat erat. Taqwa merupakan bukti atau perwujudan
dari orang yang memiliki kesempurnaan iman. Sementara iman merupakan dasar dan semangat yang melandasi ketaqwaan.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ
أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا
لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ
الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ (١٦٥(Al-Baqarah:
165.
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika mereka melihat siksa
(pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa
Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
[106]
Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah
selain Allah.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ
وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا
وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (٢ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (٣(Al-Anfal:
2. Sesungguhnya
orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595]
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
3.
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari
rezki yang Kami berikan kepada mereka.
· [594] Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
·
[595] Dimaksud dengan
disebut nama Allah Ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan
memuliakannya.
قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا إِلا إِحْدَى
الْحُسْنَيَيْنِ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ أَنْ يُصِيبَكُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ
مِنْ عِنْدِهِ أَوْ بِأَيْدِينَا فَتَرَبَّصُوا إِنَّا مَعَكُمْ مُتَرَبِّصُونَ (٥٢At-Taubah :
52.
Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi Kami, kecuali salah
satu dari dua kebaikan[646]. dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah
akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu tunggulah,
Sesungguhnya Kami menunggu-nunggu bersamamu."
·
[646] Yaitu mendapat
kemenangan atau mati syahid.
وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ
وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا وَقَالَ اللَّهُ إِنِّي مَعَكُمْ
لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلاةَ وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآمَنْتُمْ بِرُسُلِي
وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا لأكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ
سَيِّئَاتِكُمْ وَلأدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ
فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ (١٢Al-Maidah:
12. Dan
Sesungguhnya Allah telah mengambil Perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami
angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman:
"Sesungguhnya aku beserta kamu, Sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat
dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka
dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik[406] Sesungguhnya aku akan
menutupi dosa-dosamu. dan Sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang
mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka Barangsiapa yang kafir di antaramu
sesudah itu, Sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.
· [406] Maksudnya Ialah: menafkahkan harta untuk menunaikan kewajiban dengan
hati yang ikhlas.
إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ
بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ
الْمُؤْمِنُونَ (١٠
Al-Mujadalah:
10.
Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang
yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu Tiadalah memberi mudharat
sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah
hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (١٣ At-Taghabun:
13.
(Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang mukmin
bertawakkal kepada Allah saja.
قَدْ أَفْلَحَ
الْمُؤْمِنُونَ (١
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ (٢ وَالَّذِينَ
هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (٣Al-Mukminun:
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna,
وَالَّذِينَ هُمْ
لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (٤ وَالَّذِينَ
هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (٥ إِلا
عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ
مَلُومِينَ (٦ فَمَنِ
ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (٧Al-Mukminun :
4. Dan
orang-orang yang menunaikan zakat,
5. Dan
orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6.
Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki[994]; Maka
Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7.
Barangsiapa mencari yang di balik itu[995] Maka mereka Itulah orang-orang yang
melampaui batas.
· [994] Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan
orang kafir, bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. dalam
peperangan dengan orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan biasanya
dibagi-bagikan kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan
kebiasan ini bukanlah suatu yang diwajibkan. imam boleh melarang kebiasaan ini.
Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan
bersama-samanya.
·
[995] Maksudnya: zina,
homoseksual, dan sebagainya.
وَالَّذِينَ
آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا
أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (٧٤Al-Anfal:
74. Dan
orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan
orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada
orang-orang muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman.
mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia.
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ
عَلَى أَمْرٍ جَامِعٍ لَمْ يَذْهَبُوا حَتَّى يَسْتَأْذِنُوهُ إِنَّ الَّذِينَ
يَسْتَأْذِنُونَكَ أُولَئِكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِذَا
اسْتَأْذَنُوكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٦٢An-Nur:
62.
Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah
dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan
(Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang
meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka Itulah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya, Maka apabila mereka meminta izin kepadamu karena sesuatu
keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu kehendaki di antara mereka, dan
mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar