Komitmen itu tentang kesungguhan. Kesungguhan kepada diri sendiri,
kesungguhan, kepada sesama dan kesungguhan kepada Allah sebagai tuhan yg
menciptakan kita. itu tadi merupakan tingkatan komitmen yang harus kita lalui
sebagai makhluk yang sedang mengejar "kesempurnaan".
Pada tingkatan komitmen yg pertama, kita dituntut untuk belajar
menepati janji kita terhadap diri sendiri. Misalnya seperti janji-janji kita untuk
berubah lebih baik di setiap tahun baru, meningkatkan ibadah, atau bahkan janji
kita untuk lebih kurus dengan mejalani diet sehat secara ketat. Apa pun itu, seharusnya
kita bisa untuk memenuhinya.
Banyak orang lalai pada tingkatan ini, mereka terlalu meremehkan
komitmen mereka sendiri. Ya, itu sama dengan meremehkan diri sendiri. Sekali
lagi, Anda telah meremehkan diri Anda sendiri. Anda
harus segera sadar, karena memang itu kenyataannya.
Misalnya saja, Anda lebih
memilih menunda-apa yang seharusnya Anda lakukan pada suatu waktu dari pada
mengorbankan kesenangan "sementara" yang Anda inginkan, padahal Anda
tahu, seharusnya komitmen Anda jauh lebih penting untuk dilakukan. Itu
merupakan bukti bahwa Anda telah meremehkan diri Anda sendiri. Ya, bukan orang
lain atau bahkan Tuhan Anda.
Tidak mudah memang untuk menjaga
komitmen secara terus menerus. Untuk itu diperlukan usaha yang sangat ekstrim,
bukan cuma niat di awal kemudian diabaikan dan terlupakan. Kemudian dengan
tanpa pikir panjang Anda akan mengulangi sikap yang tidak bijak itu di kemudian
hari.
Untuk mencapai tahap
komitmen yang kedua, Anda dituntut harus lulus di tingkatan yang pertama dan
begitu seterusnya. Kenapa demikian ? Karena bagaimana Anda akan menghargai
komitmen Anda terhadap sesama atau bahkan komitmen kepada Tuhan Anda, jika
kepada diri sendiri saja Anda selalu meremehkan?
Bagaimana? Siap?!! Harus
siap ! kenapa ? karena Sebagai manusia normal, pasti banyak sekali
keinginan-keinginan yang ingin kita wujudkan, dan pada kenyataannya komitmen
merupakan salah satu bahan pokok yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan.
Tanpa komitmen yg besar, mungkin bisa saja kita
sampai pada tujuan kita, namun akan butuh waktu yg lebih lama. Bahkan, mungkin
juga sepanjang waktu kita akan tersesat.
Sebegitu penting kah komitmen itu? Ya... Tapi,
jauh sebelum komitmen dipupuk, kita juga perlu membangun prinsip.
Begini,, saat semangat untuk berkomitmen kita
semakin menipis, prinsip inilah yg akan kembali menarik kita ke arah tujuan
kita. Dengan kata lain tetapkan prinsip dulu, kemudian bangun komitmen untuk
selalu menjaga prinsip itu sampai tujuan kita tercapai.
Saya akan
menceritakan kisah seseorang, dulu dia merupakan tipe orang yg penakut dan
gampang putus asa. Penyebabnya, tak lain dan tak bukan adalah karena dia tidak
punya prinsip. Dia selalu merasa khawatir ketika menghadapi masalah-masalah
dalam hidupnya.
Setelah beberapa
waktu yang lama, dia mulai sadar, mungkin ada yang perlu diperbaiki dari gaya
hidupnya selama ini. Begitu tekun dia mencari motivasi dan inspirasi untuk
mengubah hidupnya. Tidak sia-sia memang. Akhirnya dia bisa membangun prinsipnya
sendiri, bahwa "apapun yg terjadi, sebesar apapun, saya harus tetap
berusaha."
dia sangat yakin, tidak ada usaha, sekecil apapun itu, yang tidak diberi ganjaran oleh Allah.
Setiap hari, setiap detik, dia berkomitmen untuk tetap menjaga prinsip itu.
Saat lengah dan hampir lupa, dia berusaha untuk selalu ingat. ketika lupa... dia berusaha untuk kembali ingat dan begitu seterusnya.
dia sangat yakin, tidak ada usaha, sekecil apapun itu, yang tidak diberi ganjaran oleh Allah.
Setiap hari, setiap detik, dia berkomitmen untuk tetap menjaga prinsip itu.
Saat lengah dan hampir lupa, dia berusaha untuk selalu ingat. ketika lupa... dia berusaha untuk kembali ingat dan begitu seterusnya.
Mungkin
terkesan remeh, tapi itu memberikan pengaruh yang sangat besar. Kenapa ? Karena
suatu hal baik harus dibiasakan agar menjadi kebiasaan. Saat suatu hal sudah
jadi kebiasaan, maka dengan otomatis otak kita akan mengontrol tubuh kita untuk
selalu melakukannya. Dan ajaibnya, segala kebiasaan yang kita lakukan seperti
tanpa paksaan sedikit pun. Bahkan pada tahap selanjutnya, sering kali kita akan
merasa, kebiasaan itu merupakan kebutuhan yang memang harus dilakukan. Dengan
kata lain "hidup berkomitmen" sudah berhasil menjadi kebiasaannya.
Banyak
sekali cara untuk menjaga komitmen. Misalnya, Pertama-tama tentu Anda harus
tahu dulu hal apa yang biasanya menjadi penyebab lunturnya komitmen yang Anda
jaga. Tahap selanjutnya, mau atau tidak, Anda harus bisa berupaya menghilangkan
sama sekali penyebab itu. Butuh waktu lama memang, tapi fokuskan saja pada
manfaat yang akan Anda peroleh di kemudian hari.
Semanghard
. . .!!
Semoga Bermanfaat ;)
Semoga Bermanfaat ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar