Hidup itu seperti berjalan.
Setiap orang bisa menentukan jalan dan tujuan mereka sendiri. Ada yg berbelok ke arah
taman bunga yg luas, mendengarkan merdunya gemericik air di pinggir sungai,
atau mendaki gunung yg tinggi lagi terjal. Untuk yang ketiga, mungkin medannya cukup beresiko,
namun
semuanya akan terbayar saat tiba di puncak.
semuanya akan terbayar saat tiba di puncak.
Di sepanjang perjalanan, akan ada
banyak hal yg mau tidak mau harus dijumpai. Kita tidak bisa memilih apa yang
akan kita temukan, tapi kita bisa memilih untuk mengambilnya atau tidak.
Hanya semudah itu ? Mungkin pada awalnya, iya.
Hanya semudah itu ? Mungkin pada awalnya, iya.
Namun, tak akan ada perjalanan yang mudah bagi orang-orang yang punya tujuan
besar. Pasti akan selalu ada ujian.
Sadarkah kalian, jika awalnya tujuan manusia adalah mulia. Kita dikirim Sang
Pencipta ke bumi ini untuk menjadi khalifah. Untuk menjaga bumi dan menjalin
ukhuwah antar sesama. Jika semua sudah terpenuhi dengan baik, sesuai dengan
janji-Nya, kita akan dikrim ke surga, tujuan dan pemberhentian terakhir
(manusia-manusia mulia) untuk mendapat imbalan atas segala yang dilakukannya di
bumi. Sepertinya, cukup menyenangkan sekali bila hanya dibayangkan.
Perlu dipahami, bahwa setiap
tujuan atau pilihan pasti punya resikonya masing. Tugas kita adalah, mencari
cara bagaimana menghadapinya bukan menghindarinya.
Ujian diberikan agar kita bisa
bertumbuh, dan menjadi lebih canggih dan cukup brilian untuk menghadapi
ujian-ujian selanjutnya. Jika tidak dihadapi, sebanyak apa pun kita melangkah,
kita hanya akan seperti berjalan atau berlari di tempat saja. Hanya buang-buang
waktu.
Sedangkan orang-orang yang sukses
selalu menghargai waktunya barang sedetik. Jadi, sudah tahu kan, apa yg harus
dilakukan ? (segera bergerak, dan hadapi setiap ujian)
Selain ujian, akan ada teguran
saat kita salah melangkah. Tak banyak orang yang sadar bahwa dirinya telah
ditegur. Akibatnya akan sangat fatal. Kenapa ? Karena jika dibiarkan, kita akan
terus tersesat.
Lalu, bagaimana agar kita bisa kembali ke arah yang benar ?
Lalu, bagaimana agar kita bisa kembali ke arah yang benar ?
Ibarat kita sedang ada di jalan
raya yang besar, cukup dengan melihat rambu-rambu di jalan, kita akan tahu ke
mana harus melangkah kembali. Simpel.
Tapi, jika kita tersesat di
perkampungan yang tidak memasang rambu-rambu di setiap jalannya ? -- Mungkin
bertanya adalah solusi yang bisa dilakukan. Ini juga cukup mudah sepertinya.
Namun, jika kita tersesatnya di
hutan ? Nah loh..
Kalo terang bulan atau kita bawa alat penerangan sih, nggak masalah. Ya... Walaupun nggak ada jaminan juga senter bisa bawa kita keluar dari hutan. Apalagi kalo hutannya ternyata adalah sarang binatang buas. Belum kena makan juga kita bisa mati berdiri cuma gara-gara ngeliat binatangnya. Hehe.
Kalo terang bulan atau kita bawa alat penerangan sih, nggak masalah. Ya... Walaupun nggak ada jaminan juga senter bisa bawa kita keluar dari hutan. Apalagi kalo hutannya ternyata adalah sarang binatang buas. Belum kena makan juga kita bisa mati berdiri cuma gara-gara ngeliat binatangnya. Hehe.
Kalo sudah begitu, apa yang mesti
kita lakukan cobak?
Kebanyakan orang mungkin akan bergantung pada intuisinya untuk mencari jalan keluar, masalahnya tidak semua orang memiliki intuisi yang kuat. Bukannya keluar dari hutan, bisa-bisa kita akan semakin tersesat ke dalam hutan. Jadi, kesimpulannya kita harus sering-sering berlatih untuk menguatkan intiusi (sebelum masuk ke hutan).
Kebanyakan orang mungkin akan bergantung pada intuisinya untuk mencari jalan keluar, masalahnya tidak semua orang memiliki intuisi yang kuat. Bukannya keluar dari hutan, bisa-bisa kita akan semakin tersesat ke dalam hutan. Jadi, kesimpulannya kita harus sering-sering berlatih untuk menguatkan intiusi (sebelum masuk ke hutan).
Saya pernah membaca sebuah
tulisan, di situ tertulis salah satu cara meningkatkan intuisi adalah dengan
mendekatkan diri pada Sang Maha Pencipta dan Penguasa alam. Ya, Dia adalah
Allah yang berkuasa atas alam dan seisinya.
Mendekat pada Sang Pencipta bisa dilakukan dengan sering-berkomunikasi dengan-Nya, seperti beribadah dan selalu mengingat-Nya di setiap waktu.
Mendekat pada Sang Pencipta bisa dilakukan dengan sering-berkomunikasi dengan-Nya, seperti beribadah dan selalu mengingat-Nya di setiap waktu.
Cukup masuk akal, karena Allah Maha Tahu atas segala hal yang
ada di langit dan di bumi. Maka akan dengan sangat mudah Dia menuntun kita
untuk kembali ke arah yang benar sesuai tujuan kita yang sesungguhnya. (itu
juga kalau kita ,mau)
Bagaimana ? Sudah siap menempuh perjalanan panjang ?
Kalau sudah
sampai pada tujuan, jangan pernah lupa untuk bersyukur.
SemangHard !!!
SEMOGA BERMANFAAT :)
SEMOGA BERMANFAAT :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar